Kemarin (Senin, 27 April) jam 8 pagi, setelah selesai nongkrong di WC saya melanjutkan aktivitas nongkrong saya di depan TV One, nonton salah satu acara favorit “Apa Kabar Indonesia”. Seperti biasa obrolannya seputar masalah yang lagi hangat akhir-akhir ini, tentang koalisi partai politik. Pembicaranya Efendi Ghozali -pakar komunikasi politik-, Sofyan (saya cuman tau nama depannya, lupa ^^) yang ngewakili suara pengusaha Indonesia, dan Sujiwo Tejo -budayawan yang pernah maen di film “Kafir”-.
Pembicaraannya seperti biasa dihangatkan dengan berita cerainya partai Golkar dengan partai Demokrat, dari hasil pembicaraan tersirat bahwa Bung Effendy dan Bpk Sofyan ini sangat menyesalkan berpisahnya duet SBY-JK. Dan menyayangkan sifat SBY yang tidak secara langsung melamar JK jadi capresnya. Mungkin kata arogan lebih tepat mewakili sikap SBY tersebut ^^.
Sebenarnya pembicaraan cerainya golkar-demokrat tidak terlalu menarik perhatian saya. Udah bosen, saya malah lebih tertarik dengan ucapannya Sujiwo Tejo. Dia memandang masalah pemilu ini dengan sebuah ramalan dari jawa, Ramalan Jayabaya.
Ramalan ini (menurut Sujiwo) berkisar seputar akan munculnya huru-hara di indonesia, saya tidak hapal point-point apa yang diucapkan oleh bung Sujiwo Tejo ini. Tapi saya langsung tertarik dan berusaha mencari tahu tentang ramalan Jayabaya.
Saya searching di internet, hasilnya banyak artikel-artikel menarik yang mengupas ramalan jayabaya. Salah satunya tentang kejatuhan Soeharto, seru juga…
Nih artikel yang saya ambil di http://www.wikimu.com/News/displaynews.aspx?id=2437
…
(Dari hasil penafsiran kami dan berbagai masukan. Sebelumnya kami minta maaf jika tulisan ini menyinggung atau menyudutkan kaum tertentu. Mungkin Tulisan ini masih bersifat subyektif, yang masih sepihak)
Mara den titenana,
samangsa tanah Jawa wus mengku ratu,
wus ora bapa pra biyung, titik-ane nganggo kethu bengi,asirah watu geni, pangapesane wanodya ngiwi-iwi jejuluk sarwa ageng edi.
· Maka ingatlah, ketika tanah Jawa mempunyai Pemimpin
· Yang tidak berbapak dan beribu (tidak ketahuan asal-asulnya) tandanya pakai pada malam , ber”kepala api” (sangat berkuasa).
· Kalahnya (kelemahannya) dengan wanita yang melambai-lambai, dikenal kebesarannya dan wibawanya. (=> Apakah kalahnya dengan Megawati kala itu , di mana bisa menggerakkan massa/rakyat ?? )
Ratu digdaya ora tedas tapak palu ne pandhe sisane gurindha ning apese mungsuh setan tuyul, setan anu gundul,
· Penguasa sakti, kebal, akan senjata ( tafsir = sangat berkuasa, tidak mampu digulingkan secara militer, maupun politik)
=> Ingat era Pres.Suharto, yang sangat berkuasa, wibawa, tanpa ada yang bisa mengalahkan kekuasaannya.
· Tapi pengapesannya /kalahnya dengan setan tuyul, setan gundul
· => tafsir : Tuyul ,setan gundul = perlambang rakyat kecil, anak kecil /mahasiswa, ingat Pres Suharto lengser ketika didesak oleh mahasiswa yang berdemo.
bocah cilik pating pendelik ngubengi
omah surak-surak kaya nggusah pitik.
Ratu atine dadi cilik, ngumdamana bala sabrang sing dojan asu.
· Anak kecil memelototi rumah , berteriak-teriak seperti mengusir ayam
· Ratu langsung berkecil hati (ciut nyalinya), memanggil bala bantuan dari seberang yang suka anjing. (meminta bantuan dari kekuatan asing )
· => tafsir : Ingat waktu kejatuhan Pres. Suharto, ketika mahasiswa menduduki rumah rakyat “balai sidang” , berteriak-teriak , meminta Suharto lengser segera.
Ana wong tuwa ahli tapa Ageng, muncul ing tengahing gunung Kendheng,ngrasuk sarwa cemeng, ambiyantu Ratu sing dirubung tuyul nggremeng,pandhita ajejuluk Condro siji Jawa.
· Ada orang tua,pertapa agung, muncul dari gunung Kendheng (=> Gunung yang berada antara Jawa Tengah dan Jawa Timur)
· Berpakaian serba hitam, mambantu penguasa yang dirubung tuyul yang bergumam
· Pandita /pertapa yang bergelar : Candra Satu jawa
·=>tafsir : Ketika pemerintahan sudah kacau balau, muncullah sosok yang akan membantu pemerintah mengatasi masalah, seorang yang tahu benar akan hukum-hukum agama (seorang sufi/pendita/pertapa), yang berpakaian serba hitam =artinya sudah tidak mempunyai keinginan apa-apa, akan menuntaskan masalah pemerintahan dan membawa Nusantara ke arah kejayaan dan kemakmuran.
· =>Siapakah beliau ? Waallaualam.. apakah mungkin belum saatnya kita tahu ….
Ramalan Jayabaya yang ditafsirkan sebagian orang bisa memprediksi kejatuhan penguasa Nusantara di abad 20. Apakah benar atau tidak, tergantung dari penilaian anda semua.
Setidaknya semoga tulisan ini bisa menambah wacana kita semua.
N.B :
Perlu diketahui, ada beberapa petikan Ramalan Jayabaya, yang memprediksi tentang kedatangan bangsa Jepang => digambarkan orang kate bermata sipit, dan akan menjajah Indonesia, seumur jagung. Dulu kita mengira ramalan itu kurang tepat karena umur jagung 3.5 bulanan, yang dicoba ditafsirkan sekitar 3.5 tahun, kurang akurat . Padahal Ramalan itu tidak meleset, baru-baru ini ada penelitian bahwa umur benih jagung bisa tumbuh jika ditanam paling lama adalah 3.5 thn . Nah akurat kan prediksinya
Wallaupun saya menulis ini bukan berarti saya percaya dengan ramalan, tapi saya hanya ingin berbagi sebuah kisah menarik tentang kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
Dan seperti kata yang punya artikel nih, terlepas dari percaya tidak percaya, suka tidak suka mengenai ramalan, setidaknya tulisan ini semoga bisa menambah wacana kita.
oi…tambah lah tulisan tu..